Beberapa
orang berpendapat bahwa bicara adalah sebuah bakat karena tidak semua orang
dapat dengan mudah melakukan suatu pembicaraan atau pun percakapan. Terlepas
dari pada itu, sadarkah kita bahwa baik bakat ataupun yang bukan bakat selalu
mengandung hal-hal dasar yang perlu di perhatikan. Saya yakin bahwa para
professional di luar sana merupakan orang-orang yang berbakat, dan saya juga
yakin bahwa mereka telah melalui banyak latihan-latihan serta yang paling
penting adalah bahwa mereka juga melakukan hal-hal dasar sebelum menjadi
seorang ahli. Tidak jauh berbeda dengan kemampuan, bakat atau hal-hal serupa
lainnya, berbicara juga mengandung beberapa dasar-dasar yang dapat menjadi
penunjang keberhasilan dalam berbicara.
1. Keterbukaan dan kejujuran
1. Keterbukaan dan kejujuran
Saya
telah beberapa kali melakukan resep yang satu ini ketika hendak melakukakan
suatu percakapan. Saya yakin tentunya ketika sedang berbicara dengan seseorang
ada niat dalam hati kita untuk mendengar sesuatu yang menarik dari lawan bicara
kita entah itu perihal percintaannya, keluarganya, atau apapun itu. Namun,
sayangnya seringkali kita tidak bisa memuaskan telinga kita karena beberapa
alasan.
Suatu
ketika saya mendatangai seorang teman yang saya yakin dia adalah seseorang yang
tidak mudah menceritakan kehidupannya bahkan masa lalu nya pada orang lain.
Awalnya saya mencoba melemparkan beberapa pertanyaan seputar masa lalu nya
terkait cerita asmara nya (Kebetulan saya memiliki rasa penasaran yang tinggi
untuk dapat belajar sesuatu dari pengalaman seseorang), dan seperti yang di duga
dia enggan untuk menceritakannya, hingga akhirnya saya memulai terlebih dahulu
menceritakan cerita masa lalu asmara saya dan tanpa saya sadari seakan seperti
tengah merobohkan tembok batu perlahan-laha dia pun mulai terbuka dan juga
menceritakan kisah nya. Percakapan terus berlanjut hingga akhirnya dia berkata
“kenapa aku justru menceritakannya pada mu ya ?” Tentu saja saya menanggapi
hanya dengan sebuah senyuman kemenagan.
Lain
lagi cerita ketika pertama kali menjadi pembawa acara di sebuah seminar. Saya
sudah membaca sebelumnya tentang kekuatan dari pada “keterbukaan dan kejujuran”
ini dan pada beberapa menit pertama yang saya lakukan selain dari perkenalan
adalah menceritakan bahwa pada hari itu saya berkali-kali mengganti pakaian
saya dengan alasan bahwa saya merupakan orang yang tidak pandai dalam
berpakaian dan hal itu membuat saya lebih yakin bahwa saya bisa menguasai
suasana.
Nyata
nya bersikap jujur selalu memberikan dampak yang luar biasa dalam berbagai
aspek, tidak terkecuali dalam hal percakapan. Namun, saya percaya bahwa ada
hal-hal yang dapat dan tidak dapat di utarakan tentunya.
2. Sikap yang benar
Kemauan
merupakan suatu unsur mutlak sebenarnya untuk bisa menjadi seorang pembicara
yang handal, tidak perduli sudah berapa banyak buku yang anda abaca, audio yang
anda dengar, ataupun seminar dan pelatihan yang anda hadiri, tanpa adanya
kemauan untuk memulai dan terus belajar maka sangat lah sulit untuk mendapatkan
hasil yang optimal. Untuk itu, tetaplah berbicara dan latih lah kemampuan anda
dengan serius.
Sewaktu
saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama guru saya berkata bahwa dia
mengenal seorang yang mahir berbahasa Inggris bahkan menjadi seorang guide yang
terkenal dengan belajar tanpa mengenal rasa malu. Sehari-hari nya ia selalu
membawa kamus Bahasa Inggris dan seperti orang gila berbicara sendiri sembari
sesekali melihat kamus tanpa perduli anggapan orang di sekelilingnya. Itu
adalah masalah sikap, dan dia melakukan sikap yang benar terhadap kemauannya
untuk belajar.
Anda
dapat melakukan apa saja untuk meningkatkan kemampuan berbicara anda seperti
membaca buku, mendengar pidato orang lain, melihat video, bahkan berbicara
sendiri di kamar, di depan cermin, atau dimana saja, atau jika anda memang
butuh anda bisa berbicara kepada hewan peliharaan anda atau apa pun yang dapat
membuat anda berbicara.
Disamping dari pada itu, sikap lain yang saya maksudkan adalah sikap
kita terhadap lawan bicara. Ingat, semua orang ingin didengar dan di
perhatikan, maka berikan lah telinga, pikiran dan hati anda untuk lawan bicara
anda. Perlakukan lah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan